METODE DISKUSI QIRO’AH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB TERHADAP MINAT BELAJAR
DOI:
https://doi.org/10.37216/tarbawi.v4i1.163Keywords:
Metode, Diskusi, Qiraah, Minat dan PembelajaranAbstract
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mapu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah target belajar.Pembelajaran subtansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari materi tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru anak didik yang ia ajari bahasa asing tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.
Pada umumnya para lulusan madrasah non pondok pesantren hanya memiliki kemampuan mendengarkan dan kemampuan membaca atau hanya memiliki salah satu keempat keterampilan yang ada, namun tidak sedikit juga lulusan madrasah yang bernaung di bawah pondok pesantren yang mampu menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari secara aktif, hal ini menunjukan bahwa mereka menguasai keterampilan berbahasa. Selain itu, guru sebagai pusat pembelajaran (Teacher Centred) bukan siswa sebagai pusat pembelajaran (Student Centred).
Sehingga dalam peroses belajar mengajar guru hanya mengacu kepada teori. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, banyak siswa menyajikan hafalan terhadap materi tapi tidak memahami substansi isinya serta kurang mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengaflikasian pengetahuan itu sendiri. Semua itu disebabkan karena kurangnya minat serta penguasaan konsep berpikir proses belajar mengajar pada umumnya dan khususnya dalam berdiskusi sebagai salah satu dari metode pembelajaran yang popular