Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi “Nusantara” Pada Materi Kekayaan Budaya Indonesia Kelas IV Di MI Al-Maarif 02 Singosari

Authors

  • Robihatun Nisa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
  • Ratna Nulinnaja UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

DOI:

https://doi.org/10.37216/badaa.v7i1.2429

Keywords:

Video Animasi, IPAS, Kekayaan Budaya Indonesia

Abstract

Minimnya inovasi dalam memanfaatkan media pembelajaran oleh guru selama proses pembelajaran berdampak pada menurunnya antusias siswa dalam belajar. Media pembelajaran memegang peran krusial dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, terutama era digital saat ini yang menuntut penggunaan media yang lebih interaktif dan menarik. Salah satu solusi efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut yakni memanfaatkan media pembelajaran berbasis video animasi. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengembangan media berbasis video animasi nusantara yang valid dan mengetahui kemenarikan media berbasis video animasi nusantara pada materi kekayaan budaya Indonesia kelas IV di MI Almaarif 02 Singosari. Penelitian ini mengadopsi pendekatan Research and Development (RnD) dengan menerapkan model Borg and Gall yang terdiri dari enam tahapan yang telah disederhanakan akibat keterbatasan waktu penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media video animasi nusantara termasuk dalam kategori valid dan menarik berdasarkan hasil validasi ahli media, materi, pembelajaran, serta angket respon kemenarikan siswa terhadap media pembelajaran. Diperoleh rata-rata persentase kevalidan 93,3% dan 85,2% respon kemenarikan siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan media pembelajaran berbasis video animasi nusantara valid dan menarik digunakan oleh siswa kelas IV-A di MI Almaarif 02 Singosari.

Downloads

Published

2025-06-16

How to Cite

Nisa, R., & Nulinnaja, R. (2025). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi “Nusantara” Pada Materi Kekayaan Budaya Indonesia Kelas IV Di MI Al-Maarif 02 Singosari. BADA’A: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 194–202. https://doi.org/10.37216/badaa.v7i1.2429