STRATEGI PENGEMBANGAN PENYULUHAN AGAMA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
(Analisis Pengembangan Strategi Penyuluhan Berbasis pendekatan Participatory Action Research)
DOI:
https://doi.org/10.37216/tadib.v17i1.200Keywords:
Strategi, Penyuluhan Agama, Participatory Action ResearchAbstract
Merujuk kepada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1 Tahun 2001 yang meliputi empat masalah pokok, yaitu : Pertama, memperlancar pelaksanaan pembangunan di bidang keagamaan. Kedua, membina dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas serta administrasi departemen. Ketiga, melaksanakan penelitian dan pengembangan terapan pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan di bidang keagamaan. Keempat, melaksanakan pengawasan fungsional. Selanjutnya sebagai usaha mengimplementasikan fungsi tersebut, maka penyuluhan agama Islam merupakan salah satu bentuk satuan kegiatan yang memiliki nilai strategis, khususnya dalam menjalankan fungsi memperlancar pelaksanaan pembangunan di bidang keagamaan.
Secara general beberapa problem penyuluhan yang perlu dicermati secara kritis antara lain sebagai berikut : Kemampuan perencanaan program-program penyuluhan yang kreatif, inovatif dan proyektif yang perlu ditingkatkan, Pengelolaan sumber daya penyuluh, pemahaman para penyuluh terhadap konsep dasar penyuluhan, pendekatan penyuluhan, teknik-teknik penyuluhan dan teori-teori penyuluhan, Implementasi pelaksanaan penyuluhan cenderung bersifat formalistik dan strukturalistik, Metode pelaksanaan penyuluhan lebih cenderung bersifat konvensional, belum partisipatif dan transformatif, Efektifitas pelaksanaan pelaporan dan evaluasi program yang dapat menjadi dasar pengembangan program secara berkelanjutan, Kemampuan penyuluh dalam hal penguasaan teknologi pendukung masih lemah dan Frekuensi dan kesempatan pengembangan dan pelatihan.
Pendekatan Participatori Action Research dalam penyuluhan Agama di Kabupaten Lombok Timur merupakan bagian tawaran yang bergmanfaat bagi upata pengembangan strategi penyuluhan agama di Kabupaten Lombok Timur, Patcipaory Action Research terdiri tiga rangkaian penting dalam pelaksanaannya yaitu: Pariticipatory, kegiatan dilaksanakan secara partisipatoris, artinya dengan melibatkan seluruh komponen masayarakat dalam melakukan identifikasi masalah serta teknik pemecahannya secara bersama-sama, Research (Penelitian), tahap ini adalah merupakan tahapan penelitian tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, permasalah tersebut dipahami sedemikian mendalam dan mendetail sehingga masalah tersebut bisa diketahui dengan jelas sebab dan akibatnya dan Action (aksi), setelah mengetahui masalah-masalah tersebut secara mendalam dan mendetail, barulah masuk langkah selanjutnya yaitu pencarian alternatif jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut, yang kemudian diterjemah kedalam beberapa item program kerja yang akan dilaksanakan. Indikator keberhasilan pendekatan ini memunculkan 3 hal yaitu: 1, lahir pemimpin-pemimpin komunitas (jamaah) yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat (jamaah), 2. Lahir sistem yang mendukung penyuluhan Agama sehingga berjalan efektif dan 3, terbentuk nilai-nilai positif yang tetap terpelihara dengan baik (sustainable).
References
Ahdiat, Direktur Pendidikan dan Agama, Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) saat memberikan materi di hadapan peserta Rakornas Bimbingan Masyarakat Islam 2016 di hotel Lumire, Jakarta.
Syam Nur, 2009, Model Analisis Teori Sssial, Surabaya: PMN.
Tim Penyusun CBR: 2016, Community Based Research: Panduan Praktis, (Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UINSA).