Analisis Kontrastif Pendidikan Di Indonesia, Di Finlandia, Dan Ajaran Ki Hajar Dewantara
DOI:
https://doi.org/10.37216/tadib.v18i1.346Keywords:
Ki Hajar Dewantara menerangkan bahwasa pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakanya. Tiga sifat yang terangkum pada: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Tetapi ajaran tersebut sudah tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh ki Hajar, justru di Finlandia yang menerapakan apa diajarkan oleh Ki hajar. Pertama, tidak adanya rangking, Di indonesia untuk proses belajar mengajar masih memfokuskan pada target yang harus ditempuh oleh siswa, sedangkan di Finlandia menerapkan tidak adanya target yang harus dibebani oleh siswa; Di indonesia masih membebankan siswa dalam melakukan ujian akhir atau yang disebu UN, sementara Finlandia tidak pernah melaksanakan Ujian Nasional untuk penentu sebuah kelulusan; di Finlandia jarang mengganti kurikulum pendidikan, sementara di Indonesia hampir setiap ganti mentri kurikulum pendidikanpun juga ikut diganti. Oleh karena itu, sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara sangat perlu untuk diterapkan kembali di Sekolah-Dasar (SD) hingga Sekeloah Menengah Atas (SMA) di seluruh wilayah Indonesia karena sangat memungkinkan metode mendidik Ki Hajar Dewantara sangat tepat di semua jenjang pendidikan yang ada di Indonesia.Abstract
Ki Hajar Dewantara menerangkan bahwasa pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakanya. Tiga sifat yang terangkum pada: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Tetapi ajaran tersebut sudah tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh ki Hajar, justru di Finlandia yang menerapakan apa diajarkan oleh Ki hajar. Pertama, tidak adanya rangking, Di indonesia untuk proses belajar mengajar masih memfokuskan pada target yang harus ditempuh oleh siswa, sedangkan di Finlandia menerapkan tidak adanya target yang harus dibebani oleh siswa; Di indonesia masih membebankan siswa dalam melakukan ujian akhir atau yang disebu UN, sementara Finlandia tidak pernah melaksanakan Ujian Nasional untuk penentu sebuah kelulusan; di Finlandia jarang mengganti kurikulum pendidikan, sementara di Indonesia hampir setiap ganti mentri kurikulum pendidikanpun juga ikut diganti. Oleh karena itu, sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara sangat perlu untuk diterapkan kembali di Sekolah-Dasar (SD) hingga Sekeloah Menengah Atas (SMA) di seluruh wilayah Indonesia karena sangat memungkinkan metode mendidik Ki Hajar Dewantara sangat tepat di semua jenjang pendidikan yang ada di Indonesia
References
Bauman, Paul C., (1996), Education in Finlandia, USA: Allyn and Bacon.
Canisius dan Lusia Kus Anna. 2012. Pendidikan Indonesia Dinilai Kehilangan Arah. Kompas.com
Darsiti. Dr. MS.c. 2004. Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: majlis pendidikan dan kebudayaan
Gunawan. Prof.Dr , 2014 , Hakekat Pendidikan Ki Hajar Dewantara , fakultas Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogayakarta
Ki Hajar Dewantara. Bagian Pertama Pendidikan. Yogayakarta. Majlis Luhur Persatuan Taman Siswa. 1977.
Soepomo Poedjosoedarmo. Prof.Dr. 2014, Guru Profesionalisme Dalam Perspektip Manajemen Pendidikan, UST, Yogyakarta, 13 Desember.
Suyanto. Dr. M.pd , 2007, “Permasalahan Profesionalisme Guru di Era Global”, Pidato Dies Natalis ke-43 Universitas Negeri Yogyakarta, 21 Mei.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Dofir Dofir

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.